[ad_1]
Pada Senin (23 Oktober), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan telah mengirimkan obat-obatan dan pasokan kebutuhan kesehatan ke empat rumah sakit di Gaza selatan dan ke Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.
Namun, kebutuhannya sangat besar, menurut petugas darurat WHO di penyeberangan Rafah dari Mesir, Husam Abuolwan. “Kami mengharapkan lebih banyak lagi karena kebutuhan di Gaza sangat besar. Kami berharap untuk menjaga perbatasan ini tetap terbuka untuk menyelamatkan nyawa,” komentarnya.
Hal senada disampaikan oleh Dr. Biyan Al-Fara yang bertugas sebagai penanggung jawab gudang di salah satu rumah sakit di Gaza, Kompleks Medis Nasser. Dia menyatakan bahwa pasokan yang mencapai daerah kantong tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
“Hari ini kami menerima banyak peralatan dari Organisasi Kesehatan Dunia yang terutama berkaitan dengan departemen anestesi dan operasi, dan jumlah ini dibandingkan dengan jumlah orang yang cedera dan jumlah pasien tidaklah cukup. Kami berharap insyaallah jumlah ini dapat ditingkatkan agar kami dapat terus memberikan pelayanan kepada pasien,” jelasnya.
Di sebuah rumah sakit di Gaza, direktur Kompleks Medis Nasser, Dr. Nahed Ubu Taima, mengatakan pasokan bahan bakar kini sangat penting karena dengan pemadaman listrik total, rumah sakit tersebut bergantung pada generator.
“Lembaga-lembaga kesehatan di Jalur Gaza sangat bergantung pada generator listrik untuk menghasilkan listrik dan mengoperasikan peralatan yang diperlukan untuk pasien dan orang-orang yang terluka. Sekarang terjadi pemadaman listrik total, dan kami sangat bergantung pada generator listrik,” kata Nahed.
Dr. Taima menambahkan bahwa keselamatan para pasien di instalasi perawatan intensif terutama sangat bergantung pada ketersediaan listrik. “Seperti semua orang tahu, instalasi perawatan intensif dan bedah mengoperasikan semua peralatan dengan listrik, dan jika bahan bakar habis, kami akan membuat pasien di instalasi perawatan intensif mengalami kematian yang tidak terhindarkan,” jelasnya.
Pengiriman bantuan kemanusiaan melalui Rafah dimulai pada hari Sabtu (21 Oktober) setelah perselisihan mengenai prosedur pemeriksaan bantuan dan pemboman di sisi perbatasan Gaza telah menyebabkan bahan-bahan bantuan terdampar di Mesir. [lt/ka]
[ad_2]