Tarian Sufi Turki Merayakan Toleransi Mistik Rumi

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 21 Desember 2023 - 10:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tarian Sufi Turki Merayakan Toleransi Mistik Rumi

[ad_1]

Ujung jubah para penari darwis yang berputar-putar dalam simfoni warna disko, merayakan penyair mistik sufi Rumi di sebuah pusat kebudayaan di Konya, Turki tengah.

Peziarah, turis, penggemar meditasi, dan orang-orang yang penasaran berkumpul di kota Anatolia yang luas, tempat Rumi – atau Mevlana begitu ia dikenal di Turki – menghabiskan sebagian besar hidupnya setelah diusir dari wilayah yang ini dikenal sebagai Afghanistan, pada abad ke-12 oleh bangsa penjajah Mongol.

Shukufe Seferi, seorang pemandu wisata dari Iran, berbicara tentang Rumi.

“Dia adalah karakter yang sangat terkenal, penyair yang terkenal. Puisi-puisinya, saya kira, sangat spiritual bagi orang Iran. Tidak hanya bagi orang Iran sebenarnya, tetapi bagi semua orang di seluruh dunia, menurut saya,” kata dia.

Tulisan-tulisan Rumi perlahan menyebar jauh ke luar Asia Tengah dan diakui dunia Barat. Legenda pop Madonna, mengadaptasi salah satu puisi Rumi. Sementara Beyonce, menamai putrinya dengan nama penyair ini.

Nuri Simsekler, pakar sastra Persia di Universitas Selcuk Konya, Turki, mengatakan,“Karya Rumi telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa, dan di Amerika Serikat saja lebih, dari 250 buku didedikasikan untuknya”.

Rumi berbicara kepada semua manusia, menceritakan kepada kita tentang diri kita sendiri, lanjut Simsekler, tentang popularitas Rumi yang bertahan hingga tujuh abad setelah kematiannya.

Tarian Ritual

Ritual “sema”, yang menghormati warisan Rumi, dilakukan oleh para penari darwis yang mengenakan topi tinggi berwarna coklat muda, dengan tangan terentang yang anggun, berputar-putar mengikuti suatu ritme.

Ordo ini didirikan setelah kematian Rumi oleh putra dan keturunannya.

Diiringi suara seruling buluh dan rebana, sang penari darwis melepas jubah hitam panjangnya untuk menari, namun tetap mengenakan topi silindernya. Topi itu, yang disebut “sikke”, melambangkan batu nisan yang suatu saat akan berdiri di atas kuburnya.

Kemudian tarian dimulai. Mengulurkan tangan kanannya ke arah langit dan tangan kirinya ke tanah, penari darwis yang berputar itu menghadirkan tautan di antara keduanya.

Para darwis berputar melakukan tarian ritual “Sema” di Konya, Turki.

“Rumi adalah orang pertama di dunia yang kematiannya tidak ditangisi melainkan dirayakan,” kata Simsekler.

Dari jendela kantornya, Esin Celebi Bayru dapat melihat dengan jelas kubah berwarna biru kehijauan yang berada di puncak makam leluhurnya yang termasyhur.

Kerumunan besar orang dari Turki dan Iran, di mana sang penyair juga merupakan ikon nasional, juga dari Inggris dan Singapura, diperkirakan merayakan “Malam Pernikahan” Rumi yang ke-750 di makamnya.

Peringatan besar kematiannya adalah kesempatan untuk membuatnya lebih dikenal, kata Celebi Bayru, keturunan generasi ke-22 dari penyair sufi tersebut.

“Jika dia masih hidup, dia pasti akan mengatakan hal-hal yang sangat indah. Namun bagi saya bagian terpenting atau salah satu ucapan terpenting adalah bahwa segala bentuk cinta adalah jembatan menuju cinta Ilahi,” kata Celebri Bayru.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Dia dan saudara laki-lakinya ikut mengetuai Yayasan Internasional Mevlana, yang didirikan pada 1996 di Konya untuk melestarikan warisan Rumi.

“Di masa perang seperti ini, kata-kata Mevlana bagaikan cahaya bagi kami,” kata dia mengenai banyaknya seruan toleransi dan perdamaian. “Orang-orang datang ke sini dari seluruh dunia,” tambahnya.

Doa atau Meditasi

Celebi Bayru mengatakan, dia baru-baru ini diundang untuk memberi ceramah di berbagai tempat yang jauh, seperti Hawaii, Australia, India dan Pakistan.

Setiap tahun, dia juga menerima naskah film, dan berharap suatu hari nanti bisa melihat film biografi Rumi diangkat ke layar lebar.

Di berbagai sudut kota Konya, suvenir bergambar Rumi dan penari darwis memenuhi kios-kios.

Ironisnya, guru tasawuf paling terkenal, yang mengajarkan toleransi dengan kata-kata “datang, datanglah, siapa pun Anda, pengembara, pemuja, pecinta kepergian”, justru dihormati di kota dengan salah satu tradisi Sunni paling konservatif di Turki.

Pintu masuk ke Museum Mevlâna, di Konya, Turki, yang di dalamnya terdapat makam tokoh sufi Persia Jalaludin Muhammad Rumi (hidup antara 1207-1273M).

Pintu masuk ke Museum Mevlâna, di Konya, Turki, yang di dalamnya terdapat makam tokoh sufi Persia Jalaludin Muhammad Rumi (hidup antara 1207-1273M).

Di depan makam besarnya yang bernuansa hijau dan emas, seorang peziarah Sunni yang pemarah mengumpat ketika para pengikut Rumi duduk di tanah, dengan mata tertutup, dan jari-jari menunjuk ke langit.

“Ini bukan tempat untuk bermeditasi, ini untuk berdoa,” keluh jamaah Sunni itu.

Kejadian itu hanya membuat Syekh Mehmet Fatih Citlak tersenyum. Dengan hiasan kepala yang dilapisi pita hijau sepanjang 20 meter, ia memimpin “sema” yang lebih spiritual di Pusat Studi dan Penelitian Irfan di Konya, di mana doa diselingi dengan musik dan nyanyian.

“Kami tidak hanya berputar-putar sepanjang hari,” kata Syekh itu sambil tertawa, yang baru-baru ini diundang untuk tampil di Universitas Oxford oleh departemen sejarah seni di perguruan tinggi itu.

“Tetapi selama kami tetap berpegang pada disiplin kami, kami tidak mempermasalahkan masyarakat,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa “antara seni dan cinta, Mevlana menawarkan kami, sebuah jalan ketiga.

“Semua orang menafsirkannya dengan cara mereka sendiri,” katanya.

“Tetapi jika dia dipahami dengan lebih baik, apakah dunia akan seperti sekarang ini?” ujar dia lagi setengah menggugat, dan mengaitkan syair-syair Rumi dengan situasi perang yang melanda dunia. [ns/em]

[ad_2]

Berita Terkait

Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja
Hidangan Lebaran di Turki yang Ramah Diabetes

Berita Terkait

Senin, 23 Desember 2024 - 15:02 WIB

Artis Natasha Wilona Lapor Polda Metro Jaya Terkait Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Cipta Promosi Produk

Kamis, 19 Desember 2024 - 15:38 WIB

Artis Olla Ramlan Bicara Soal Hikmah yang Dipetik Tahun 2024 dan Rencana yang akan Dilakukan Tahun Depan

Selasa, 17 Desember 2024 - 14:43 WIB

Pengeluaran Ojek Online dan Makanan Artis Cantik Amanda Manopo Capai Ratusan Juta Rupiah/Tahun

Selasa, 10 Desember 2024 - 10:44 WIB

BNN Lakukan 3 Kali Tes Narkoba Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari, Hasilnya Dipastikan Positif Narkoba

Minggu, 8 Desember 2024 - 15:22 WIB

Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya

Selasa, 26 November 2024 - 08:59 WIB

Begini Respons Ririe Farius yang Fokus ke Masa Depan Soal Mantan Suami Menikah dengan Nissa Sabyan

Jumat, 22 November 2024 - 05:26 WIB

Menyanyi di Kemenangan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Begini Perasaan Penyanyi Cantik Yura Yunita

Rabu, 16 Oktober 2024 - 13:00 WIB

Series Terbaru Berjudul ‘Waktu yang Terhenti’, Aktor Bram Wicaksana Berbagi Cerita Soal Perannya

Berita Terbaru