Stigma terhadap Laki-Laki Gay, Perburuk Wabah Mpox Terbesar di Kongo 

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 29 Desember 2023 - 15:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Stigma terhadap Laki-Laki Gay, Perburuk Wabah Mpox Terbesar di Kongo 

[ad_1]

Ketika Kongo menghadapi wabah cacar monyet terbesarnya, para ilmuwan memperingatkan bahwa diskriminasi terhadap laki-laki gay dan biseksual di benua itu dapat memperburuk keadaan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) bulan November lalu melaporkan bahwa mpox, yang juga dikenal sebagai cacar monyet, untuk pertama kalinya di Kongo merebak melalui hubungan seks. Hal ini merupakan perubahan yang signifikan dibanding wabah sebelumnya, di mana virus ini umumnya menyerang orang-orang yang melakukan kontak dengan hewan yang sakit.

Cacar monyet telah ada di beberapa bagian tengah dan barat Afrika selama beberapa dekade, tetapi baru pada tahun 2022 didokumentasikan bahwa virus ini merebak melalui hubungan seks. Sebagian besar dari 9.100 orang yang terinfeksi di sekitar 100 negara pada tahun 2022 adalah laki-laki gay atau biseksual.

Di Afrika, keengganan untuk melaporkan gejala dapat membuat wabah ini tidak diketahui pasti, kata Dimie Ogoina, seorang spesialis penyakit menular di Niger Delta University di Nigeria. “Bisa jadi karena homoseksualitas dilarang oleh hukum di sebagian besar wilayah Afrika, banyak orang yang tidak melapor jika mereka merasa telah terinfeksi cacar monyet,” kata Ogoina.

Pejabat-pejabat WHO mengatakan telah mengidentifikasi kasus-kasus cacar monyet parah yang pertama akibat penularan seksual di Kongo pada musim semi lalu, tidak lama setelah seorang penduduk Belgia yang “mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki lain” tiba di Kinshasa, ibu kota Kongo. WHO mengatakan lima orang lain yang melakukan kontak seksual dengan pria tersebut kemudian terinfeksi cacar air.

“Kami telah meremehkan potensi penularan cacar monyet secara seksual di Afrika selama bertahun-tahun,” ujar Ogoina, yang untuk pertama kalinya pada tahun 2019 melaporkan bahwa cacar monyet mungkin merebak melalui hubungan seksual.

Kesenjangan dalam pemantauan kasus ini menyulitkan untuk memperkirakan berapa banyak sesungguhnya kasus cacar monyet yang terjadi karena hubungan seksual, tambah Ogoina. Terlebih karena sebagian besar kasus cacar monyet di Nigeria menjangkiti orang-orang yang tidak pernah melakukan kontak dengan hewan.

Saat ini ada sekitar 13.350 kasus dugaan cacar monyet di Kongo, termasuk 607 kematian. Hanya sekitar 10% kasus yang dikonfirmasi lewat pemeriksaan laboratorium. Namun berapa banyak infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual masih belum jelas. WHO mengatakan sekitar 70% kasus cacar monyet terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.

“Dalam kunjungan ke Kongo baru-baru ini untuk meneliti wabah tersebut, para pejabat WHO mendapati “tidak adanya kesadaran” di kalangan petugas kesehatan bahwa cacar monyet dapat ditularkan secara seksual. Walhasil banyak kasus terlewatkan.

WHO mengatakan pihak berwenang telah mengonfirmasi perebakan cacar monyet “di antara pasangan laki-laki dan secara bersamaan perebakan melalui hubungan heteroseksual” di berbagai wilayah di negara itu.

Cacar monyet biasanya menyebabkan gejala demam, ruam kulit, lesi dan nyeri otot hingga satu bulan. Cacar monyet dapat merebak lewat kontak dekat, dan kebanyakan orang sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan medis.

Selama perebakan luas di dunia tahun 2022, beberapa negara melakukan program vaksinasi massal – yaitu Kanada, Inggris dan Amerika. Target utama adalah mereka yang berisiko paling tinggi, yaitu laki-laki gay dan heteroseksual. Namun para pakar mengatakan program vaksinasi mungkin tidak akan berhasil di Afrika karena beberapa alasan, termasuk kuatnya stigma terhadap kelompok gay. [em/ft]

[ad_2]

Berita Terkait

Lesti Kejora dan Rizky Billar Sambut Kelahiran Anak Kedua di Brawijaya Hospital Duren Tiga
Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja

Berita Terkait

Kamis, 6 Februari 2025 - 16:38 WIB

OMG Entertainment dan Yasmara Bawa Grease The Musical ke Jakarta: Produksi Teater Kelas Dunia

Jumat, 15 November 2024 - 19:09 WIB

Konser X.02 Hadirkan Irama Koplo dan Kebersamaan di Bekasi, Jangan Sampai Ketinggalan!

Rabu, 18 September 2024 - 15:43 WIB

Polisi Panggil Artis Nikita Mirzani Sebagai Pelapor dalam Kasus Dugaan Percabulan dan Aborsi Putrinya

Rabu, 11 September 2024 - 20:11 WIB

Pesta Semalam Minggu Vol.5: Tribute Didi Kempot Hadirkan Penampilan Mr. Jono & Joni, Sandy Ria Ervinna & Tiket Presale

Senin, 9 September 2024 - 00:19 WIB

Penampilan Spesial Yura Yunita dan Siti Nurhaliza Siap Hiasi Konser John Legend 6 Oktober Mendatang!

Sabtu, 7 September 2024 - 03:45 WIB

Konser John Legend di Sentul: Semua yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Harga Tiket, Penjualan, dan Kategori Kursi

Selasa, 27 Agustus 2024 - 12:55 WIB

BNSP dan LSP Musik Indonesia Sertifikasi 37 Musisi, Termasuk Komponis dan Penyanyi Terkenal, dalam Acara Sertifikasikan Profesimu 2024

Minggu, 25 Agustus 2024 - 20:34 WIB

Bandung Siap Bergoyang di Now Playing Festival 2024: Hindia, Nadin Amizah, dan NDX AKA Meriahkan Panggung

Berita Terbaru