Riau Rhythm Tampilkan Sastra dan Musik Melayu

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 21 Oktober 2023 - 05:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riau Rhythm Tampilkan Sastra dan Musik Melayu

[ad_1]

Belum lama ini kelompok musik Riau Rhythm tampil di Amerika Serikat. Walau sudah pernah tampil di luar negeri, termasuk di Eropa, India, dan Korea Selatan, ini merupakan pertama kalinya bagi kelompok musik melayu asal Pekanbaru, Riau ini menghibur warga internasional di tiga negara bagian di Amerika Serikat.

Riau Rhythm yang beranggotakan 8 orang tampil di negara bagian Illinois, New Jersey, dan New York (dok: Riau Rhythm)

Berdiri sejak 22 tahun lalu, sebenarnya keinginan untuk manggung di Amerika sudah ada sejak tahun 2003.

“Kita sudah memberikan porto folio ke Amerika itu dari tahun 2003. Nah, sejauh itu kita selalu masuk dalam proses kuratorial,” jelas Rino Deza Pati, komposer sekaligus anggota dari Riau Rhythm.

Dua puluh tahun berlalu, akhirnya kelompok yang beranggotakan 8 personil ini diundang untuk tampil di Old Town School of Folk Music di Chicago, Illinois, Jersey City Theatre Centre di Newarks, New Jersey, dan New York.

“Ini merupakan tentunya sebuah berita yang baik ya, bagi kami, karena menjaga konsistensi untuk bisa terus masuk ke dalam pencapaian, dimana pusat seni pertunjukan di dunia itu di Amerika,” ujar Rino.

Untuk tur ke Amerika kali ini, Riau Rhythm membawa konsep musik hibrida yang unik, yang merupakan musik tradisional Indonesia yang dipadukan dengan nuansa music modern Amerika.

Dalam kesempatan yang sama Riau Rhythm juga mempromosikan album ke-8 mereka yang bertajuk “Awang Menunggang Gelombang,” yang mengangkat cerita mengenai ekspedisi dari penjelajah Ferdinan Magellan di abad ke-15. Mereka juga sempat mengangkat beragam sastra lisan dari Sumatra yang hampir punah, juga sastra Bugis dari Makasar mengenai mantra penjinak lautan.

“Ini menjadi bagian penting dan sejarah yang luar biasa bagi grup Riau Rhythm, yang sudah berdiri sejak 22 tahun ini.”

Perbedaan Kultur dan Bahasa

Merupakan tantangan tersendiri bagi Riau Rhythm saat harus menampilkan musik dan bahasa yang berbeda kepada publik Amerika. Walau sempat mempresentasikan sinopsis di awal penampilan mereka di panggung, namun, penonton juga dintantang untuk memahami makna yang ingin disampaikan melalui musik.

Riau Rhythm menyajikan musik melayu dengan alat-alat musik tradisional yang mereka bawa langsung dari Indonesia (dok: Riau Rhythm)

Riau Rhythm menyajikan musik melayu dengan alat-alat musik tradisional yang mereka bawa langsung dari Indonesia (dok: Riau Rhythm)

“Sebelum berangkat itu kita memberikan beberapa konsep-konsep yang sepertinya orang awam atau bahkan orang yang bukan di luar culture-nya sendiri itu bisa merasakan, ‘oh, ternyata lagu ini menceritakan tentang ini,’” ujar Rino.

Perjalanan Riau Rhythm ke Amerika ini juga memberikan kejutan bagi warga Amerika dengan menghadirkan kebudayaan Indonesia yang berbeda. Jika kebudayaan Jawa dan Bali kerap ditampilkan memalui berbagai institusi di Amerika, kini adalah giliran Riau Rhythm untuk memperkenalkan budaya yang jarang ditampilkan.

“Di Amerika kalau ya, seperti gamelan itu kan sudah sangat terkenal, karena di Amerika sendiri sudah ada gamelan institute. Nah, kita mencoba menyumbang, bahwa Indonesia ini ternyata ada bagian lain. Ada Sumatra, ada Kalimantan, ada Timur gitu,” jelas Rino.

Bawa Instrumen 150 Kg

Dona Dyah Kusumawardhani yang tinggal di Chicago, Illinois berkesempatan untuk menyaksikan penampilan Riau Rhythm untuk pertama kalinya. Menurutnya, ini merupakan “kesempatan yang berharga sekali,” juga bagi para penonton internasional, mengingat musik melayu khas Indonesia jarang diperkenalkan di Amerika, jika dibandingkan dengan musik dangdut atau pop.

“Menurut saya sangat keren Riau Rhythm membawakan beberapa alat musik yang sangat jarang dibawakan oleh kebanyakan band, khususnya di Amerika, seperti calempong dan gambus, yang merupakan alat musik tradisional di Indonesia,” ujar Dona kepada Seleb.News.

Dona Dyah Kusumawardhani bersama Riau Rhythm di Chicago, Illinois (dok: Riau Rhythm)

Dona Dyah Kusumawardhani bersama Riau Rhythm di Chicago, Illinois (dok: Riau Rhythm)

Memang untuk perjalanan ke Amerika kali ini, Riau Rhythm membawa berbagai alat musik khusus yang mencapai berat 150 kg. Mereka juga membawa biola yang dimaikan dengan gaya melayu, serta gambang, alat tradisional yang berasal dari abad ke-15 dan kerap “dipakai setiap ada upacara.”

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Dengan mengenakan kostum bercorak melayu dan membawa tanjak Riau untuk merepresentasikan kebudayaan melayu, Riau Rhythm menyajikan music yang unik, yang berhasil membuat para penonton merinding dan terkejut.

“Anda selama 22 tahun, kemana aja? Kok enggak pernah mempertunjukkan di (AS)? Itu menjadi hal yang menarik. Mereka sangat surprise bahwa ada satu karya yang menurut mereka ini rock, namun tidak rock seperti yang di industri dan ini musik tradisi, tapi tidak setradisi yang mereka dengar gitu,” jelas Rino.

Nilai Lebih Musik Tradisional

Musisi Indonesia, Ulung Tanoto yang juga adalah Music and Artistic Director untuk kelompok Indonesian Kids Performing Arts atau IKPA di Washington, D.C. pun memiliki pendapat yang sama mengenai antusiasme, sekaligus ketertarikan warga internasional terhadap musik-musik tradisional yang kerap ditampilkan di Amerika.

Ulung Tanoto, Music and Artistic Director untuk Indonesian Kids Performing Arts di Washington, D.C. (dok: Ulung Tanoto)

Ulung Tanoto, Music and Artistic Director untuk Indonesian Kids Performing Arts di Washington, D.C. (dok: Ulung Tanoto)

Sama seperti Riau Rhythm, bersama IKPA, Ulung kerap menampilkan perpaduan antara musik tradisional Indonesia dan musik barat.

“Penonton Amerika itu antusias sekali untuk penyajian-penyajian musik yang ada unsur-unsur kultural gitu. Iya lebih-lebih daripada kayak misalnya jazz, pop gitu kan sudah biasa ya mereka,” jelas Ulung kepada Seleb.News.

“Saya juga pernah ketemu dengan musisi yang lain itu juga bilangnya, kalau misalnya di Amerika ini, kalau misalnya mau menarik minat, itu justru pakai unsur tradisi, apalagi untuk musisi-musisi imigran,” tambahnya.

Ulung Tanoto, Music and Artistic Director untuk Indonesian Kids Performing Arts di Washington, D.C. (dok: Ulung Tanoto)

Ulung Tanoto, Music and Artistic Director untuk Indonesian Kids Performing Arts di Washington, D.C. (dok: Ulung Tanoto)

Ulung menambahkan unsur-unsur tradisional dalam musik bisa menjadi nilai lebih saat ditampilkan di panggung internasional.

“Selalu bangga sama jati diri kitalah. Dan itu justru menjadi nilai lebih di mata internasional. Jadi kalau misalnya mungkin cuman di Indonesia aja mungkin kurang berasa ya, tapi kalau udah go international, itu akan bisa jadi nilai yang kuat,” kata Ulung.

Untuk kedepannya Riau Rhythm berencana untuk melakukan tur lagi ke Amerika dengan durasi yang lebih panjang, dengan tujuan untuk mempresentasikan Indonesia secara lebih luas lagi. [di/ab]

[ad_2]

Berita Terkait

Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja
Hidangan Lebaran di Turki yang Ramah Diabetes

Berita Terkait

Rabu, 18 September 2024 - 15:43 WIB

Polisi Panggil Artis Nikita Mirzani Sebagai Pelapor dalam Kasus Dugaan Percabulan dan Aborsi Putrinya

Senin, 9 September 2024 - 00:19 WIB

Penampilan Spesial Yura Yunita dan Siti Nurhaliza Siap Hiasi Konser John Legend 6 Oktober Mendatang!

Sabtu, 7 September 2024 - 03:45 WIB

Konser John Legend di Sentul: Semua yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Harga Tiket, Penjualan, dan Kategori Kursi

Selasa, 27 Agustus 2024 - 12:55 WIB

BNSP dan LSP Musik Indonesia Sertifikasi 37 Musisi, Termasuk Komponis dan Penyanyi Terkenal, dalam Acara Sertifikasikan Profesimu 2024

Minggu, 25 Agustus 2024 - 20:34 WIB

Bandung Siap Bergoyang di Now Playing Festival 2024: Hindia, Nadin Amizah, dan NDX AKA Meriahkan Panggung

Kamis, 15 Agustus 2024 - 15:30 WIB

Stasiun Televisi Swasta Metro TV Minta Maaf Usai Sebut Medali Perunggu Gregoria Mariska Sebagai Medali Giveaway

Selasa, 13 Agustus 2024 - 13:57 WIB

Kasus Penyebaran Video Syur Audrey Davis, Penyidik Temukan 5 Buah Video AP Saat Berhubungan Intim

Selasa, 16 Juli 2024 - 08:07 WIB

Polda Metro Jaya Selidiki Pelaku Penyebaran Video Syur Putri Vokalis David Naif, Audrey Davis

Berita Terbaru