[ad_1]
Salah satu pembicara dalam kegiatan sanggar kerja “Flavours Without Borders” atau “Rasa Tanpa Batas“ siang itu adalah Anna Fernando, seorang migran asal Sri Lanka. Ia mengawali kegiatan masak-memasak ini dengan memperkenalkan berbagai rempah yang biasa digunakan di negara asalnya.
Fernando kemudian mengajari para peserta cara membuat sejumlah makanan khas Sri Lanka. “Setiap migran mempunyai bakat, masing-masing tahu bagaimana melakukan sesuatu. Saya tahu cara memasak, saya suka memeragakannya. Setiap migran harus menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan, khususnya di Lebanon,” jelas Fernando.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara itu diselenggarakan berkat kerja sama lembaga swadaya masyarakat The Great Oven dan sebuah komunitas yang menyebut diri mereka Nation Station. Mereka ingin menciptakan suasana penuh persahabatan antara warga asli Beirut dengan para pendatang, terutama yang berasal dari luar negeri.
Mereka mengubah sebuah tempat cuci mobil yang sudah tak terpakai, akibat peristiwa ledakan maut tahun 2020, menjadi pusat kegiatan masyarakat.
Di fasilitas itu, mereka membangun dapur besar untuk kegiatan berkumpul dan bertukar resep makanan. Kegiatan sanggar kerja “Rasa Tanpa Batas” di dapur itu mendorong para migran untuk memperkenalkan makanan khas asal negara mereka masing-masing.
Erik Mehlhaff, migran asal Jerman, sangat senang dengan kegiatan di sana. “Sungguh menyenangkan memiliki acara seperti ini. Biasanya untuk mempelajari budaya yang berbeda, Anda membuka YouTube atau internet, tapi di sini kami menjalin kontak langsung,” komentarnya.
Sanggar ini sudah beberapa kali dilangsungkan dan sudah banyak migran yang memeragakan keterampilan mereka dalam memasak.
Nour Matraji, salah satu pendiri “The Great Oven”, mengatakan, acara ini akan terus berlanjut.
“Sejak awal, tujuan kami adalah mengundang orang-orang dari berbagai negara untuk berkumpul. Dalam sanggar kerja ini, seseorang dari komunitas migran akan memimpin dan memperkenalkan makanan khas negaranya. Anda tidak banyak melihat hal seperti ini di Lebanon, tidak ada cukup ruang untuk melakukan komunikasi dan pergaulan. Selain itu, kita tahu cara terbaik untuk mewujudkan itu adalah melalui makanan. Semua suka makan dan mengenal masakan baru merupakan hal yang menyenangkan.” [ab/uh]
[ad_2]
