[ad_1]
Seorang warga negara Jerman yang diculik di Dubai dan dijatuhi hukuman mati oleh Iran sudah hampir tidak dapat berjalan dan berbicara karena masalah kesehatan yang gagal ditangani dengan baik oleh otoritas penjara Iran, ungkap putrinya kepada kantor berita AFP.
Jamshid Sharmahd, yang juga merupakan penduduk tetap AS, menderita penyakit Parkinson dan bisa meninggal karena kondisi kesehatannya yang memburuk, kata Gazelle Sharmahd kepada AFP, setelah pekan lalu ayahnya menghubungi dia dan keluarganya dari penjara – sesuatu yang jarang terjadi.
Jamshid, 68 tahun, diculik di Uni Emirat Arab dan dibawa secara paksa ke Iran pada musim panas 2020, menurut Kelompok Kerja PBB untuk Penahanan Sewenang-wenang. Iran hanya mengatakan dia ditahan dalam “operasi yang rumit.”
Dia diadili di Iran dan divonis bersalah karena melakukan “korupsi di Bumi” dan dijatuhi hukuman mati.
Di Amerika Serikat, Jamshid membantu mengembangkan situs web untuk kelompok oposisi Iran di pengasingan dan menjadi pembawa acara siaran radio. Pihak keluarga membantah klaim terhadapnya, yang dibuat di Iran, terkait ledakan pada tahun 2008 di Kota Shiraz, Iran selatan.
Menurut kelompok hak asasi manusia Amnesty International, dia menjadi sasaran “penghilangan paksa, penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya.”
“Ayah saya menderita Parkinson stadium lanjut dan menunda pengobatan membuatnya hampir mustahil untuk berbicara, berjalan, bergerak atau bahkan bernapas,” ujar Gazelle Sharmahd.
Keluarga Sharmahd tidak tahu di mana persisnya dia ditahan di Iran. [lt/rd]
[ad_2]