[ad_1]
Presiden baru Liberia, Joseph Boakai, menyatakan masalah penyalahgunaan narkoba di negara tersebut sebagai “darurat kesehatan masyarakat” dan mengumumkan pembentukan komite pengarah untuk mengatasi “ancaman nyata” dalam pidato kenegaraan pertamanya pada Senin (29/1).
Kush, narkoba sintetik yang meniru efek ganja, mendatangkan malapetaka di kalangan anak muda di Liberia dan negara tetangganya, Sierra Leone.
Pengguna zat yang sangat adiktif ini, dapat dikenali dari rasa kantuknya yang ekstrem, dan dapat ditemui di mana saja, mulai dari daerah kumuh hingga kawasan mewah.
Boakai mengatakan dalam pidatonya selama 40 menit di depan parlemen, bahwa dia dan wakil presidennya akan menjadi orang pertama yang menjalani tes narkoba, yang disambut tepuk tangan meriah di ruangan itu.
“Epidemi narkoba, khususnya penggunaan kush di negara kita, merupakan ancaman nyata yang menggerogoti masa depan anak-anak kita dan negara kita,” kata Boakai.
“Kita harus bangkit dan menghadapi risiko keamanan nasional ini bersama-sama.”
“Mengingat perlunya tindakan segera untuk memenuhi janji saya kepada ribuan keluarga yang terbebani oleh krisis ini, saya dengan ini menyatakan penyalahgunaan narkoba dan zat-zat terlarang sebagai darurat kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Mantan presiden George Weah, yang dikalahkan oleh Boakai dalam pemilu putaran kedua bulan November, dikritik selama kampanye pemilu karena gagal mengambil tindakan yang cukup, untuk melawan bencana tersebut saat masih menjabat.
Abisseh Dennis, seorang pekerja sosial yang membantu generasi muda melepaskan diri dari jeratan narkoba di Monrovia, menyambut baik janji Boakai dan mengatakan bahwa ia menjadi contoh bagi orang lain.
“Di tempat dimana narkoba itu berasal, mereka harus menghentikannya agar tidak masuk ke negara ini,” katanya kepada AFP, sambil menyerukan tindakan keras terhadap penyelundup narkoba.
Boakai, yang berusia 79 tahun, juga berjanji pada Senin untuk berinvestasi di sektor transportasi, kesehatan dan pendidikan serta memerangi korupsi.
Saat pelantikannya pekan lalu, presiden baru ini sempat mengalami kelelahan akibat suhu panas yang menyengat dan harus berhenti sejenak dan duduk untuk menyelesaikan pidatonya.
Acara yang dijadwalkan untuk kelanjutan upacara itu, tiba-tiba dipersingkat karena insiden tersebut. [ns/jm]
[ad_2]