[ad_1]
Otoritas Perancis, Rabu (15/11), melepaskan seorang polisi yang menembak mati seorang remaja dalam sebuah operasi lalu lintas tahun ini, dari tahanan. Kasus pembunuhan tersebut berkembang menjadi kerusuhan dalam skala nasional selama sepekan, kata seorang jaksa.
Polisi tersebut dengan fatal melukai Nahel M, remaja berusia 17 tahun, dalam operasi lalu lintas di Nanterre, pinggiran kota Paris pada 27 Juni. Pengerahan aparat kepolisian dalam jumlah besar tidak mampu mengatasi protes dengan kekerasan selama beberapa malam, yang menyebabkan kerusakan besar pada bisnis dan properti.
Polisi berumur 38 tahun itu, yang hanya diidentifikasi sebagai Florian M, sebelumnya telah didakwa dengan pasal pembunuhan. Walaupun dia tidak ditahan menjelang proses persidangan, dia berada di bawah pengawasan pengadilan yang berarti sejumlah pembatasan masih tetap diterapkan untuk aktivitasnya.
Hakim investigasi setuju terhadap permintaan terakhir dari pengacara polisi itu untuk pembebasan bersyarat, tetapi mengatakan bahwa dia tetap dilarang untuk berbicara kepada para saksi atau penggugat, mendatangi dekat lokasi penembakan dan membawa senjata, kata jaksa dari kantor kejaksaan Nantere kepada AFP.
Setelah upaya interogasi baru terhadap polisi itu pada Kamis lalu, hakim pemeriksa memutuskan bahwa kriteria hukum untuk penahanan pra-sidang bagi petugas polisi yang sudah ditahan sejak 29 Juni 2023 itu tidak lagi terpenuhi pada tahap penyelidikan ini.
Prancis mengerahkan 45 ribu petugas yang didukung dengan kendaraan bersenjata ringan selama aksi protes, sementara unit khusus polisi dan pasukan keamanan lain menyebar di seluruh wilayah negara itu untuk memadamkan aksi kekerasan.
Nahel terbunuh ketika dia melarikan diri dari polisi yang mencoba untuk menghentikannya dalam sebuah pelanggaran lalu lintas.
Sebuah video, yang telah diautentikasi oleh AFP, menunjukkan dua petugas polisi berdiri di samping mobil yang berhenti, dan salah satunya mengarahkan senjata ke sopirnya. [ns/lt]
[ad_2]