Pengadilan Paris Adili 6 Remaja Terkait Aksi Pemenggalan Kepala Seorang Guru

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 28 November 2023 - 00:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengadilan Paris Adili 6 Remaja Terkait Aksi Pemenggalan Kepala Seorang Guru

[ad_1]

Enam remaja diadili di Paris, Senin (27/11) atas dugaan peran mereka dalam pemenggalan kepala seorang guru setelah guru tersebut mempertunjukkan sejumlah karikatur nabi Muhammad di depan kelasnya, sebuah pembunuhan yang membuat pihak berwenang menegaskan kembali hak berekspresi dan sekularisme yang dijunjung tinggi di Prancis.

Samuel Paty, guru sejarah dan geografi, dibunuh pada 16 Oktober 2020, di dekat sekolahnya di pinggiran barat laut Paris oleh seorang remaja berusia 18 tahun asal Chechnya yang radikal. Remaja penyerang itu kemudian ditembak mati oleh polisi.

Nama Paty terungkap di media sosial setelah debat kelas tentang kebebasan berekspresi di mana ia menunjukkan karikatur-karikatur yang diterbitkan oleh surat kabar satiris Charlie Hebdo, yang memicu pembantaian di ruang redaksi oleh sejumlah ekstremis pada Januari 2015.

Semua sidang di pengadilan remaja di Paris harus diadakan secara tertutup sesuai dengan hukum Prancis mengenai anak di bawah umur.

Para terdakwa tiba Senin pagi di pengadilan Paris, wajah mereka tersembunyi di balik masker dan kerudung, ditemani oleh keluarga mereka. Media tidak diperbolehkan mengungkapkan identitas mereka.

Di antara mereka yang diadili, seorang gadis remaja, yang saat itu berusia 13 tahun, didakwa membuat tuduhan palsu dengan mengatakan bahwa Paty telah meminta para siswa Muslim untuk mengangkat tangan dan meninggalkan kelas sebelum ia memperlihatkan kartun tersebut. Gadis itu kemudian mengatakan kepada penyelidik bahwa ia telah berbohong.

Gadis itu tidak ada di kelas hari itu dan Paty tidak mengajukan permintaan seperti itu, berdasarkan penyelidikan.

Lima siswa lain di sekolah Paty, yang saat itu berusia 14 dan 15 tahun, menghadapi dakwaan konspirasi kriminal dengan tujuan mempersiapkan kekerasan yang lebih parah.

Mereka dituduh telah menunggu Paty selama beberapa jam sampai guru itu meninggalkan sekolah. Mereka kemudian mengindetifikasi Paty ke seorang pembunuh bayaran dan memberi pembunuh itu imbalan sebesar 300-350 euro ($348-$406).

Penyelidikan membuktikan bahwa penyerang itu mengetahui nama guru dan alamat sekolah guru itu, namun ia tidak memiliki sarana untuk mengidentifikasinya.

Antoine Ory, pengacara salah satu terdakwa, mengatakan kliennya “tersiksa oleh penyesalan dan sangat takut berkonfrontasi dengan keluarga Paty.” Ia mengatakan remaja tersebut “jelas tidak mengetahui rencana kriminal” pembunuh Abdoullakh Anzorov, pengungsi Chechnya kelahiran Moskow.

Ory mengatakan kliennya itu mengalami masa-masa “sulit” sejak kejadian itu, berpindah sekolah dan teman-teman dan sekarang melihat persidangan tersebut sebagai kesempatan untuk membuka halaman baru kehidupan.

Keenam remaja tersebut menghadapi hukuman 2,5 tahun penjara. Sidang ini dijadwalkan berakhir pada 8 Desember.

Louis Cailliez, pengacara saudara perempuan Paty, Mickaelle, mengatakan ia ingin “memahami penyebab sebenarnya” yang menyebabkan para siswa tersebut melakukan aksi seperti itu.

“Tanpa kecaman, tidak akan ada visibilitas (di media sosial), tanpa visibilitas, tidak akan ada kejahatan,” ujarnya.

Delapan orang dewasa lainnya juga akan diproses di pengadilan. Mereka termasuk ayah dari gadis remaja yang didakwa menyampaikan tuduhan palsu. Sang ayah dilaporkan sempat mengunggah video di media sosial yang menyerukan mobilisasi melawan guru tersebut.

Seorang aktivis Muslim radikal yang membantunya menyebarkan pesan-pesan jahat dengan menyebut nama Paty juga telah didakwa.

Persidangan ini dilakukan enam minggu setelah seorang guru ditikam hingga tewas dan tiga orang lainnya terluka dalam serangan di sebuah sekolah yang dilakukan oleh seorang mantan siswa yang dicurigai telah menjalani radikalisasi Islam.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Pembunuhan tersebut terjadi dalam konteks ketegangan global terkait perang Israel-Hamas yang menyebabkan pihak berwenang Prancis mengerahkan 7.000 tentara tambahan di berbagai penjuru negara itu untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan.[ab/uh]

[ad_2]

Berita Terkait

Lesti Kejora dan Rizky Billar Sambut Kelahiran Anak Kedua di Brawijaya Hospital Duren Tiga
Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja

Berita Terkait

Rabu, 6 November 2024 - 15:16 WIB

Rilispers.com Layani Publikasi Press Release di Portal Pers Daerah dari Pulau Sumatera Hingga Papua

Selasa, 5 November 2024 - 16:09 WIB

Kacab BNI Senayan Klaudia Dilaporkan ke Polda Metro Soal Pencemaran Nama Baik, Tudingan Perselingkuhkan

Selasa, 29 Oktober 2024 - 14:11 WIB

Kasus Suap Rp700 Juta, Mentan Andi Amran Sulaiman Copot Satu Pejabat Sekelas Direktur di Kementan

Senin, 28 Oktober 2024 - 11:37 WIB

Daftar Lengkap Jajaran Pengurus Kadin Indonesia Periode 2024 – 2029 yang Dipimpin oleh Anindya Novyan Bakrie

Minggu, 27 Oktober 2024 - 23:06 WIB

Hari Terakhir Retreat, Presiden Prabowo Subianto Kompak Olahraga Pagi bersama Kabinet Merah Putih

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 13:54 WIB

Gembleng Anggota Kabinet di Magelang, Warga Sambut Prabowo: Selamat Bekerja dengan Ikhlas Pak

Kamis, 24 Oktober 2024 - 07:33 WIB

Bentuk Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Prabowo Sebut Kesulitan Harus Segera Diatasi

Selasa, 22 Oktober 2024 - 14:26 WIB

Resmi Dilantik 53 Menteri dan Kepala Lembaga Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo di Istana Negara

Berita Terbaru