[ad_1]
Dibuat dengan sangat hati-hati dan presisi yang teliti, bola-bola kriket dijahit tangan di sebuah studio di Walthamstow, London. Namun di negara yang dianggap sebagai tempat lahirnya olah raga kriket, seni membuat bola kriket kini malah terdaftar sebagai punah dalam Daftar Merah Kerajinan Warisan Terancam Punah.
Keluarga Duke awalnya mendirikan pabrik bola kriket yang dibuat dengan tangan di Kent, Inggris, pada tahun 1760. Bola-bola kriket yang diproduksi pabrik Duke tersebut digunakan dalam pertandingan uji coba di seluruh dunia.
Namun karena Inggris tidak lagi memiliki cukup tenaga yang terampil dalam menjahit bola-bola tersebut dengan tangan, maka dibutuhkan orang-orang dari luar negeri yang memiliki keahlian tinggi untuk menjahit bola-bola tersebut dengan tangan.
Dilip Jajodia, pemilik pabrik British Cricker Balls mengatakan, “Bola ini merupakan produk buatan tangan. Dan dibutuhkan keterampilan tinggi untuk membuat bola ini. Namun keterampilan itu tumbuh setelah masa-masa percobaan dan kegagalan ketika kita mulai magang.”
Keahlian yang dulunya diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya mulai terancam punah. Jajodia menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk menjahit tangan bola-bola tersebut.
“Setelah tiga setengah jam kerja dan kemahiran, Anda mendapati bola jahitan tangan yang indah ini,” jelasnya.
Kini sebuah badan amal Kerajinan Warisan Budaya menyerukan kepada pensiunan pembuat bola agar kembali ke industri tersebut untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada generasi muda.
Charlotte Reather dari badan amal Kerajinan Warisan Budaya mengatakan, “Kami berharap dapat membuat orang-orang bersemangat dalam mendukung ini, untuk mengajak orang-orang terlibat dan menjadi generasi berikutnya. Karena ini merupakan kerajinan warisan.”
Mereka berharap warga Inggris yang memiliki kemampuan yang pas akan menjawab seruan itu agar bola-bola kriket buatan tangan dapat tetap diproduksi di dalam negeri sendiri. [lj/ka]
[ad_2]