Pelaku Kejahatan Raih 236 Miliar Dolar AS dari Kerja Paksa

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 19 Maret 2024 - 21:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelaku Kejahatan Raih 236 Miliar Dolar AS dari Kerja Paksa

[ad_1]

Keuntungan ilegal yang diperoleh dari kerja paksa telah meningkat menjadi 236 miliar dolar AS, kata sebuah laporan PBB pada Selasa (19/3).

Menurut laporan itu, yang diluncurkan bersamaan dengan konferensi pers di Brussels oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), eksploitasi seksual menjadi penyebab tiga per empat pendapatan migran yang diambil perusahaan yang seharusnya dapat dikirim ke tempat asal mereka, menghilangkan pekerjaan dari pekerja yang legal, dan memungkinkan penjahat di baliknya menghindari pajak.

Berbicara pada peluncuran laporan tersebut, anggota Parlemen Eropa asal Jerman, Bernd Lange mengatakan kerja paksa memiliki “dampak ekonomi serius”. Sementara itu Direktur Departemen Kondisi Kerja dan Kesetaraan ILO Manuela Tomei menyebut angka tersebut “memuakkan.”

“Ini setara dengan PDB negara-negara seperti Latvia atau Kroasia. Bahkan melampaui pendapatan perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft atau Samsung,” katanya. Ia menambahkan bahwa “di balik angka yang mengejutkan ini, ada penderitaan manusia.”

“Ada orang-orang yang terperangkap dalam siklus pelecehan, mengalami berbagai bentuk pemaksaan yang membuat mereka tidak mungkin melepaskan diri dari pekerjaan yang mereka lakukan di luar keinginan mereka,” katanya.

ILO mendefinisikan kerja paksa sebagai pekerjaan yang dilakukan di luar keinginan pekerja dan dilakukan di bawah hukuman atau ancaman dari seseorang. Ini dapat terjadi pada setiap fase pekerjaan: selama perekrutan, dalam kondisi kehidupan yang terkait dengan pekerjaan, atau dengan memaksa seseorang untuk tetap bekerja pada suatu pekerjaan yang ingin ditinggalkannya.

Dalam satu hari diperkirakan ada 27,6 juta orang yang menjadi pekerja paksa pada tahun 2021, naik 10 persen dari lima tahun sebelumnya, kata ILO. Kawasan Asia-Pasifik merupakan lokasi lebih dari separuh populasi tersebut, sedangkan Afrika, Amerika dan Eropa-Asia Tengah masing-masing mewakili sekitar 13 persen hingga 14 persen. [uh/ns]

[ad_2]

Berita Terkait

Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja
Hidangan Lebaran di Turki yang Ramah Diabetes

Berita Terkait

Senin, 23 Desember 2024 - 15:02 WIB

Artis Natasha Wilona Lapor Polda Metro Jaya Terkait Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Cipta Promosi Produk

Kamis, 19 Desember 2024 - 15:38 WIB

Artis Olla Ramlan Bicara Soal Hikmah yang Dipetik Tahun 2024 dan Rencana yang akan Dilakukan Tahun Depan

Selasa, 17 Desember 2024 - 14:43 WIB

Pengeluaran Ojek Online dan Makanan Artis Cantik Amanda Manopo Capai Ratusan Juta Rupiah/Tahun

Selasa, 10 Desember 2024 - 10:44 WIB

BNN Lakukan 3 Kali Tes Narkoba Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari, Hasilnya Dipastikan Positif Narkoba

Minggu, 8 Desember 2024 - 15:22 WIB

Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya

Selasa, 26 November 2024 - 08:59 WIB

Begini Respons Ririe Farius yang Fokus ke Masa Depan Soal Mantan Suami Menikah dengan Nissa Sabyan

Jumat, 22 November 2024 - 05:26 WIB

Menyanyi di Kemenangan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Begini Perasaan Penyanyi Cantik Yura Yunita

Rabu, 16 Oktober 2024 - 13:00 WIB

Series Terbaru Berjudul ‘Waktu yang Terhenti’, Aktor Bram Wicaksana Berbagi Cerita Soal Perannya

Berita Terbaru