PBB Kembali Tekan Taliban Akhiri Pembatasan yang ‘Menyedihkan’ Terhadap Perempuan Afghanistan

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 8 Maret 2024 - 22:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PBB Kembali Tekan Taliban Akhiri Pembatasan yang ‘Menyedihkan’ Terhadap Perempuan Afghanistan

[ad_1]

PBB memperingatkan pihak berwenang Taliban di Afghanistan pada hari Jumat (8/3) bahwa larangan mereka terhadap pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan berisiko mendorong negara itu semakin jauh ke dalam kemiskinan dan isolasi internasional.

Kepala Misi Bantuan PBB di Afghanistan, atau UNAMA, kembali menyerukan rezim fundamentalis itu untuk mencabut pembatasan tersebut ketika dunia memperingati Hari Perempuan Internasional untuk menyoroti perlunya berinvestasi pada perempuan.

“Sungguh memilukan melihat hal sebaliknya yang terjadi di Afghanistan: pencabutan investasi yang disengaja dan menimbulkan bencana besar yang menyebabkan kerugian besar bagi perempuan dan anak perempuan, serta hanya menciptakan hambatan bagi perdamaian dan kesejahteraan yang berkelanjutan,” kata Roza Otunbayeva.

Sejak merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban telah melarang anak perempuan untuk mengakses pendidikan sekolah menengah ke atas. Peraturan ini telah membatasi kebebasan perempuan untuk bergerak di luar rumah dan melarang sebagian besar perempuan bekerja di sektor publik dan swasta, termasuk bekerja untuk PBB dan kelompok-kelompok bantuan lainnya.

Program Pembangunan PBB, atau UNDP, melaporkan pada hari Kamis (7/3) bahwa hampir 70 persen warga Afghanistan tidak memiliki sumber daya dasar yang cukup, dan pembatasan terhadap perempuan terus menghambat hak-hak dasar dan kemajuan ekonomi. Dikatakan bahwa ekonomi Afghanistan telah mengalami kontraksi sebesar 27 persen, dan pengangguran meningkat dua kali lipat sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.

“Tantangan terbesarnya adalah masih adanya keputusan yang melarang pendidikan anak perempuan. Tidak bisa meneruskan pendidikan setelah kelas enam merupakan batu sandungan besar,” kata Kanni Wignaraja, direktur UNDP untuk Asia dan Pasifik, kepada para wartawan di New York.

“Tahun lalu, tidak ada anak perempuan yang lulus kelas dua belas, jadi bagaimana mereka bisa naik dari kelas enam ke perguruan tinggi teknik atau universitas yang membutuhkan bidang kedokteran?,” kata Wignaraja, yang baru saja kembali dari kunjungan ke Afghanistan.

Larangan terhadap pekerja bantuan perempuan telah melemahkan kegiatan bantuan di negara di mana PBB memperkirakan lebih dari 12 juta perempuan akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, UNAMA mengatakan pihaknya “juga khawatir bahwa tindakan keras yang baru-baru ini dilakukan oleh otoritas de facto karena dugaan ketidakpatuhan terhadap aturan berpakaian Islami akan mendorong perempuan ke dalam isolasi yang lebih besar karena takut ditangkap secara sewenang-wenang.”

PBB menyebut Taliban sebagai otoritas de facto karena belum ada pemerintah asing yang secara resmi mengakui pemerintahan mereka di Kabul.

Namun, eufemisme tersebut telah membuat marah kelompok hak asasi manusia dan banyak perempuan di Afghanistan, yang sangat menentang pemberian legitimasi kepada pemerintahan Taliban sampai pemerintah mencabut semua larangan terhadap perempuan. [lt/uh]

[ad_2]

Berita Terkait

Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja
Hidangan Lebaran di Turki yang Ramah Diabetes

Berita Terkait

Rabu, 18 September 2024 - 15:43 WIB

Polisi Panggil Artis Nikita Mirzani Sebagai Pelapor dalam Kasus Dugaan Percabulan dan Aborsi Putrinya

Senin, 9 September 2024 - 00:19 WIB

Penampilan Spesial Yura Yunita dan Siti Nurhaliza Siap Hiasi Konser John Legend 6 Oktober Mendatang!

Sabtu, 7 September 2024 - 03:45 WIB

Konser John Legend di Sentul: Semua yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Harga Tiket, Penjualan, dan Kategori Kursi

Selasa, 27 Agustus 2024 - 12:55 WIB

BNSP dan LSP Musik Indonesia Sertifikasi 37 Musisi, Termasuk Komponis dan Penyanyi Terkenal, dalam Acara Sertifikasikan Profesimu 2024

Minggu, 25 Agustus 2024 - 20:34 WIB

Bandung Siap Bergoyang di Now Playing Festival 2024: Hindia, Nadin Amizah, dan NDX AKA Meriahkan Panggung

Kamis, 15 Agustus 2024 - 15:30 WIB

Stasiun Televisi Swasta Metro TV Minta Maaf Usai Sebut Medali Perunggu Gregoria Mariska Sebagai Medali Giveaway

Selasa, 13 Agustus 2024 - 13:57 WIB

Kasus Penyebaran Video Syur Audrey Davis, Penyidik Temukan 5 Buah Video AP Saat Berhubungan Intim

Selasa, 16 Juli 2024 - 08:07 WIB

Polda Metro Jaya Selidiki Pelaku Penyebaran Video Syur Putri Vokalis David Naif, Audrey Davis

Berita Terbaru