[ad_1]
Hasil cetak tiga dimensi (3D) otak menunjukkan bahwa organ tersebut berwarna merah muda cerah.
Otak manusia adalah organ vital di dalam kepala kita. Dialah yang mengontrol dan membentuk pikiran, perilaku, dan pengalaman. Otak pula yang memfasilitasi triliunan koneksi di antara miliaran sel, jumlah yang sangat banyak dan diyakini melampaui jumlah bintang di langit.
Untuk lebih mengenal otak, Francis Crick Institute menggelar pameran baru bertajuk Hello Brain! Atau Halo Otak!. Pameran ini menampilkan hasil-hasil penelitian yang selama ini dilakukan di lembaga tersebut, dan mengajak pengunjung lebih memahami organ tersebut.
Dr. Bradley Jamieson, dokter ahli saraf yang sedang melakukan penelitian pascadoktoral di Francis Crick Institute, menjelaskan, “Jadi, otak adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh kita. Tanpa otak, kita benar-benar tidak bisa hidup. Jadi, otak bersama seluruh sistem saraf, termasuk batang otak dan sumsum tulang belakang, benar-benar mengendalikan semua yang kita lakukan.”
Ia menambahkan bahwa apa yang dilakukan otak melebihi apa yang kita pikirkan. Otak, kata Jamieson, benar-benar bagaikan koordinator dari apa pun yang terjadi dalam tubuh kita.
“Otak mengendalikan detak jantung, mengendalikan pergerakan dalam perut kita, dan mengatur semua pelepasan hormon. Tetapi, otak pula yang membentuk diri kita. Ia mengendalikan interaksi sosial kita. Ia mengendalikan cara kita berpikir, serta memilih dan memilah apa yang akan kita ingat atau kenang,” jelas Jamieson.
Ilmu saraf berkembang pesat sejak penelitian tentang otak mulai dilakukan. Tetapi masih banyak yang belum dipahami mengenai otak. Misalnya, bagaimana otak mengontrol perilaku.
Holly Cave, kurator pameran Hello Brain! di Francis Crick Institute, mengungkapkan bahwa ilmuwan telah sejak lama mempelajari tentang otak.
“Dalam pameran ini kami menampilkan Ramón y Cajal, ahli saraf dari Spanyol. Dia mempelajari otak pada akhir 1800-an, dan mulai mengamati struktur neuron pada otak kita. Sejak penelitian itu, banyak yang kita ketahui tentang otak. Sekarang, tim ilmuwan di sini sedang memetakan otak hewan,” sebutnya.
Cave mengatakan bahwa salah satu tantangan untuk mempelajari otak adalah mengakses langsung organ tersebut. Pameran ini, kata Cave, juga menampilkan hasil penelitian Michael Winding.
“Dialah yang pertama kali secara lengkap memetakan otak serangga, yaitu sekitar 3000 neuron. Sejauh ini sangat sedikit kemajuan yang sudah kita capai untuk memetakan 86 miliar neuron yang ada dalam kepala kita. Jadi, perjalanan kita masih sangat panjang untuk mengenal otak,” jelas Cave.
Topik lain yang sedang dieksplorasi adalah kehamilan. Hormon kehamilan, kata Jamieson, bisa mengubah fungsi jaringan otak. “Kehamilan adalah masa dalam kehidupan seorang perempuan di mana terjadi begitu banyak perubahan hormonal. Semua hormon ini memberi masukan ke otak,” jelas jamieson.
Satu hal penting yang diketahui tim ilmuwan pada masa kehamilan dan perubahan hormon, kata Jamieson, adalah adanya dua hormon, estradiol dan progesterone. Mereka adalah hormon jenis kelamin perempuan.
“Kedua hormon memengaruhi fungsi neuron dan fungsi jaringan tersebut. Pada dasarnya, ini mengubah bagian otak tepat di bagian bawah, yang disebut hipotalamus. Inilah yang mendorong cara ibu berinteraksi dengan anak-anaknya,” imbuhnya.
Kehamilan, Jamieson menambahkan, tampaknya menyebabkan beberapa perubahan jangka panjang. Tim ilmuwan sejauh ini belum tahu berapa lama perubahan tersebut. Ada penelitian di Amerika yang menyimpulkan mungkin dua tahun. Setelah itu, kondisi bagian bawah otak akan kembali seperti semula.
Jamieson mengajak kita tidak memikirkan itu. Sebaliknya, lebih menyadari bahwa kenyataannya perubahan pada otak itu telah mengubah kehidupan masyarakat. “Ini mungkin adalah wujud pengaruh sains dalam masyarakat.”
Pameran tentang serba serbi otak, Hello Brain! di Francis Crick Institute, London, Inggris, akan berlangsung hingga 7 Desember 2024. Karena lembaga tersebut bukan museum, pameran hanya berlangsung pada hari kerja. [ka/jm]
[ad_2]