[ad_1]
Tiga perawat menangani seorang anak perempuan berusia 10 tahun di sebuah klinik yang merawat puluhan pasien di Kano, Nigeria utara, di tengah wabah difteri terburuk di negara tersebut, yang telah menewaskan ratusan orang sejak awal tahun.
Anak perempuan itu dibaringkan di dalam sebuah bilik kaca karena mengidap penyakit menular yang parah.
“Kami harus membawanya ke unit perawatan intensif,” kata Usman Hasan, dokter yang memimpin klinik di rumah sakit terbesar di Kano tersebut, kepada kantor berita AFP, sambil mengenakan masker.
Nigeria sedang berusaha untuk membendung wabah yang telah menewaskan sekitar 800 orang dan menulari 14.000 orang. Penyakit tersebut telah merebak ke hampir separuh dari 36 negara bagian di sana dan Kano menghadapi kasus dan kematian terbanyak.
Klinik di Rumah Sakit Spesialis Murtala Muhammad adalah satu dari dua fasilitas kesehatan yang dikelola oleh badan amal medis asal Prancis, Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF), dan menjadi pusat epidemi.
“Per hari Kamis, Kano telah melaporkan 10.700 kasus difteri dengan lebih dari 500 kematian,” kata Hashim Juma Omar, dokter yang mengawasi penanganan penyakit difteri oleh MSF di Kano, kepada AFP.
Penerimaan pasien ke klinik dengan kapasitas 90 tempat tidur itu dikendalikan dengan ketat untuk mencegah penyebaran infeksi.
“Saat ini kami menangani lebih dari 700 orang yang diduga menderita difteri dan menerima lebih dari 280 pasien setiap minggunya di dua pusat pengobatan difteri,” kata Omar.
Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria mengumumkan wabah difteri pada bulan Januari setelah kasus-kasus mulai muncul pada bulan Mei tahun lalu.
“Wabah itu “telah melampaui wabah terburuk yang mencapai 5.039 kasus pada tahun 1989,” kata salah seorang juru bicara MSF bulan lalu.
Difteri adalah penyakit bakteri yang sangat menular dan berpotensi mengancam nyawa, yang menyerang saluran pernapasan dan kulit.
Jika tidak diobati, penyakit itu dapat membunuh setengah dari jumlah orang yang terinfeksi dan masih berakibat fatal pada lima persen pasien yang menerima pengobatan.
“Perempuan dan anak-anak berusia di bawah lima tahun adalah kelompok yang paling rentan dan merupakan kelompok yang paling terkena dampak saat ini di negara bagian Kano,” kata Omar.
MSF memperingatkan minimnya dana vaksin menjadi hambatan dalam mengatasi wabah difteri. Badan amal itu juga meminta komunitas internasional untuk memberikan bantuan. [rd/ka]
[ad_2]