[ad_1]
Townsville, Queensland, Australia – Masa SMA dapat menjadi masa yang membuat stres dalam kehidupan anak. Sebuah sekolah di negara bagian Queensland, Australia, kini ikut bergabung dengan tren yang sedang berkembang, yaitu menawarkan program meditasi (mindfulness) untuk membantu murid-murid yang merasa stres. Para guru kini bersikap proaktif dalam mendukung kesehatan jiwa murid.
Jam makan siang mungkin telah usai di SMA Thuringowa yang berada di kota Townsville, Queensland, Australia. Namun murid-murid belum kembali ke ruang kelas mereka.
Setiap minggu, sejak setahun lalu, para murid melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran di tengah-tengah kesibukan mereka.
Jasmine Healy, koordinator program the Youth Reset menjelaskan, “Kewalahan, kecemasan, kecanduan perangkat digital, mempengaruhi kesejahteraan generasi kita berikutnya.”
Program Youth Reset berfokus pada membantu dan memberikan pelatihan bagi murid agar menjadi lebih tangguh dengan menggunakan teknik seperti meditasi, gerakan halus dan pernapasan dalam-dalam.
Healy menambahkan, “Sebanyak 75 persen orang yang berjuang mengatasi kesehatan jiwa, sudah mulai mengalaminya sebelum memasuki usia 25 tahun. Sangat penting dewasa ini, lebih daripada sebelumnya, bahwa kita bersikap proaktif dalam menjaga kesehatan jiwa dan emosi generasi mendatang kita.”
Para guru melihat ada perubahan yang terjadi di kalangan murid yaitu mereka lebih dapat memusatkan perhatian dan perilaku yang lebih baik.
Bria Clancy, seorang guru mengatakan, “Apa yang kami dapati adalah, suasana yang lebih tenang saat pelajaran akan dimulai, dan juga murid-murid berinteraksi satu sama lain dalam cara yang lebih positif sehingga mengurangi ketegangan dalam kelas dan lebih banyak pembelajaran yang terjadi.”
Sebagian besar pakar pendidikan setuju bahwa trauma terhadap keeratan hubungan sosial dan perilaku dalam kelas memiliki dampak yang negatif. “Kini banyak sekolah mempertimbangkan masalah ini dalam kegiatan harian mereka. Namun para pakar mengatakan, seharusnya lebih banyak lagi hal yang harus dilakukan.
Dr. Tanya Doyle dari James Cook University mengatakan, “Latihan mengatasi trauma ini membantu remaja untuk belajar bagaimana menguasai diri sendiri dan membantu mereka merasa aman dan didukung di dalam kelas.”
Bagi para murid, latihan mengatasi trauma itu jelas berdampak positif. “Ini membuat saya merasa rileks, tenang dan tidak terlalu merasa stres,” imbuhnya. [lh/uh]
[ad_2]