Lonjakan Drastis Migrasi Warga China di Perbatasan AS-Meksiko

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 14 Desember 2023 - 07:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lonjakan Drastis Migrasi Warga China di Perbatasan AS-Meksiko

[ad_1]

Selagi AS memperingati 80 tahun pencabutan Undang-Undang Pengecualian Tionghoa (Chinese Exclusion Act), ribuan imigran China melintasi perbatasan AS-Meksiko, sebagian besar karena alasan yang sama seperti yang dilakukan oleh warga negara mereka lebih dari satu abad yang lalu.

Undang-undang Pengecualian Tionghoa, yang disahkan pada tahun 1882, adalah satu-satunya undang-undang dalam sejarah AS yang membedakan kelompok etnis tertentu. Presiden Franklin D. Roosevelt secara resmi mencabut undang-undang tersebut pada 17 Desember 1943, dan memberikan hak kewarganegaraan yang sama kepada orang Amerika keturunan Tionghoa untuk pertama kalinya.

Zhongwei Wang melakukan perjalanan itu pada musim semi lalu melalui Amerika Tengah bersama keluarganya.

“Ketika saya tahu ada cara untuk meninggalkan China, saya merasa sangat gembira, sangat gembira,” katanya.

Menurut Patroli Perbatasan AS, dari bulan Januari hingga September, lebih dari 24.000 migran China melintasi perbatasan tanpa izin, sekitar 13 kali lipat jumlah yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

“Mereka melihat kurangnya peluang. Mereka melihat perekonomian China yang mengalami stagnasi. Banyak juga yang rasa frustrasi dengan begitu ketatnya kontrol pemerintah China, banyaknya pembatasan yang diterapkan pada kehidupan mereka, dan orang-orang telah mencari cara untuk sampai ke Amerika Serikat,” kata Madeline Y. Hsu, seorang profesor sejarah di Universitas Maryland.

Hsu berbicara di CRCEA80, pertemuan pada tanggal 5 Desember yang dihadiri oleh hampir 400 perwakilan dari 121 organisasi Tionghoa-Amerika yang berkumpul untuk memperingati 80 tahun pencabutan Undang-Undang Pengecualian Tionghoa, satu-satunya undang-undang AS yang melarang imigrasi hanya berdasarkan ras.

Perjalanan Wang

Wang tiba bersama orang tuanya, istrinya, dan kedua anak mereka pada bulan Mei. Mereka meninggalkan provinsi Anhui di China, katanya kepada Seleb.News, karena kebijakan lockdown COVID-19 yang agresif dan masalah pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah China.

Keluarga tersebut terbang dari Hong Kong ke Turki, dan kemudian ke Quito, Ekuador, yang menawarkan pembebasan visa 90 hari untuk paspor China.

Dari sana, mereka berjalan kaki melalui Celah Darien, jalur berbahaya di hutan pegunungan antara Kolombia dan Panama yang digunakan oleh puluhan ribu migran pada tahun 2022 dalam perjalanan mereka ke AS.

“Kami harus mendaki empat bukit pada hari pertama,” ujarnya.

Istrinya menggendong putranya yang berusia 14 bulan di punggungnya. Ibunya, yang kondisi kesehatannya buruk, tidak dapat berjalan setelah mendaki bukit pertama, namun seorang rekan migran membantu sepanjang perjalanan.

Mereka yang tidak mempunyai sarana untuk mendapatkan visa terkadang memilih rute berbahaya ini. Wang mengatakan awalnya dia berencana mengajukan visa turis untuk datang ke Amerika Serikat, namun saat itu daftar tunggu wawancara visa turis ke Amerika lebih dari enam bulan. [lt/ns]

[ad_2]

Berita Terkait

Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja
Hidangan Lebaran di Turki yang Ramah Diabetes

Berita Terkait

Rabu, 11 September 2024 - 14:36 WIB

Tanpa Kompromi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Lakukan Bersih Bersih Calo Proyek Pengadaan

Kamis, 5 September 2024 - 22:31 WIB

Penguatan IHSG dan Rupiah Dorong Kenaikan CSA Index September 2024: Pelaku Pasar Masih Antisipasi Koreksi

Kamis, 5 September 2024 - 14:16 WIB

Harga Gabah Turun, Perpadi Sebut Anomali Harga Gabah Disebabkan oleh Panen Raya di Sejumlah Daerah Berlimpah

Kamis, 5 September 2024 - 09:55 WIB

Fokus Kemendag 2025, Zulkifli Hasan: Genjot Ekspor, Kendalikan Impor, dan Stabilisasi Harga dalam Negeri

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 07:59 WIB

Ungkap Langkah-langkah untuk Dukung Ketahanan Pangan di Dalam Negeri, Ini Penjelasan Wamentan Sudaryono

Jumat, 9 Agustus 2024 - 20:32 WIB

Bapanas Minta Bulog Serap Produksi Dalam Negeri dan Segera Salurkan Banpang Beras Mulai Agustus Ini

Selasa, 6 Agustus 2024 - 18:36 WIB

Pelaku Pasar Waspadai Koreksi IHSG, CSA Index Agustus 2024 Menurun ke 55,8

Kamis, 4 Juli 2024 - 17:39 WIB

Proyeksi IHSG Juli 2024 Menguat Tipis ke 6994, Optimisme Pelaku Pasar Masih Terjaga di Tengah Ketidakpastian

Berita Terbaru