[ad_1]
Krisis biaya hidup mempengaruhi setiap aspek kehidupan modern di banyak belahan dunia, termasuk Inggris. Namun, krisis tersebut tidak menghalangi banyak cosplayer di negara itu untuk menjalankan hobi mereka. Paling tidak itu tercermin di MegaCon London 2024, ajang cosplay bertaraf internasional, yang baru selesai digelar di Inggris.
Cosplay, yang merupakan gabungan kata dari costume (kostum) dan play (bermain) adalah sebuah kegiatan di mana seseorang mengenakan kostum, riasan wajah, dan berperan menyerupai karakter fiksi yang hadir dalam film aminasi, buku komik atau video game. Kegiatan yang satu ini bisa juga berarti menciptakan karakter yang tidak melibatkan manusia, seperti robot-robot yang muncul dalam film Star Wars.
Kegiatan ini bisa menjadi hobi yang mahal karena biasanya melibatkan pembuatan pakaian yang rumit, make-up, dan berbagai aksesoris
Jess Stiff adalah seorang cosplayer yang hadir di MegaCon London dengan berpakaian sebagai Widowmaker dari video game Overwatch. Karyawati supermarket ini mengakui cosplay adalah hobi yang bisa menguras koceknya, namun itu tak menghalangi niatnya menekuni hobi itu.
“Memang mahal, tapi Anda dapat membuatnya dengan anggaran rendah. Anda tidak perlu membuat sesuatu yang mahal. Terkadang saya melakukannya, tapi karena saya penyandang OCD (obsessive-compulsive disorder), saya menyukai segala sesuatunya sesempurna mungkin, biasanya memang menghabiskan banyak uang,” sebutnya.
Salah satu cosplay paling populer di MegaCon London muncul dari video game Genshin Impact. Kyle James, seorang warga London, termasuk yang menggemarinya.
Setelah melihat Jenderal Gorou di Genshin, dia memutuskan untuk mengambil risiko dan membuat pakaian untuk menghormati jenderal yang mirip anjing itu.
James telah menghabiskan hampir $500 USD untuk pakaiannya, bagian yang paling mahal adalah telinga dan ekor animatronik, yang dapat ia kendalikan dengan aplikasi di ponselnya.
“Tingginya biaya hidup sangat mempengaruhi saya, dan banyak orang lain. Segala sesuatu untuk kebutuan cosplay kini lebih mahal. Ini benar-benar mempengaruhi banyak orang,” sebutnya.
Saking mahalnya biaya cosplay, menurut James, banyak penggemar hobi ini melakukan closet cosplaying – istilah yang merujuk pada upaya memanfaatkan atau memodifikasi konstum-kostum lama menjadi kostum baru. Cara ini, katanya, sangat menekan biaya.
Namun bagi sebagian orang, ambisi mereka di dunia cosplay tidak terbatas. Chris Osborne, pensiunan guru teknologi desain, tidak sungkan menghabiskan masa pensiunnya di konvensi-konvensi komik untuk memamerkan robot-robot ciptaannya.
Di MegaCon London, ia mengendalikan dari jarak jauh karakter robot dari film Star Wars yang disebut Sprocket.
Osborne membuat sendiri semua robotnya dan selalu berburu komponen elektronik dan suku cadang dari toko-toko yang menjual berbagai mobil yang sudah rusak.
“Ini adalah hobi yang mahal. Tapi bila dibandingkan dengan harga tiket sepak bola Liga Utama, tiket musiman atau satu set tongkat golf yang bagus atau peralatan memancing yang bagus atau apa pun, ini tidak semahal itu,” jelasnya. [ab/uh]
[ad_2]