Kekacauan dan Keputusasaan Dialami Warga Afghanistan yang Kembali dari Pakistan

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 2 November 2023 - 21:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kekacauan dan Keputusasaan Dialami Warga Afghanistan yang Kembali dari Pakistan

[ad_1]

Tindakan keras terhadap migrasi ilegal sebagian besar berdampak pada warga Afghanistan karena mereka adalah mayoritas orang asing yang tinggal di Pakistan, meskipun pemerintah mengatakan pihaknya menarget semua orang yang berada di negara tersebut secara ilegal.

Tiga organisasi bantuan, Dewan Pengungsi Norwegia, Dewan Pengungsi Denmark dan Komite Penyelamatan Internasional mengatakan banyak orang yang melarikan diri dari tindakan keras Pakistan tiba di Afghanistan dalam kondisi yang memprihatinkan.

“Kondisi saat mereka tiba di Afghanistan sangat mengerikan, banyak di antara mereka yang harus menempuh perjalanan sulit selama beberapa hari, terpapar cuaca buruk, dan seringkali terpaksa menyerahkan harta benda mereka untuk ditukar dengan transportasi,” kata badan-badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Antara 9.000 dan 10.000 warga Afghanistan kini melintasi perbatasan setiap hari dari Pakistan. Sebelumnya jumlahnya sekitar 300 per hari, menurut tim badan-badan tersebut di lapangan.

Pengungsi Afghanistan berkumpul di sekitar van Otoritas Database dan Registrasi Nasional (NADRA) untuk verifikasi biometrik saat mereka bersiap berangkat ke Afghanistan, di pusat penampungan di Landi Kotal, 1 November 2023. (Farooq Naeem / AFP)

Warga Afghanistan yang kembali tidak punya tempat tujuan dan badan-badan tersebut mengatakan mereka mengkhawatirkan kelangsungan hidup dan reintegrasi orang-orang di negara yang dilanda bencana alam, perang selama puluhan tahun, kesulitan ekonomi, jutaan pengungsi internal, dan krisis kemanusiaan.

Salma Ben Aissa, direktur Komite Penyelamatan Internasional di Afghanistan, mengatakan para pengungsi yang kembali menghadapi masa depan yang suram, terutama jika mereka tinggal di Pakistan selama beberapa dekade.

Pihak berwenang Taliban di Afghanistan mengatakan mereka telah menyiapkan kamp-kamp sementara bagi warga Afghanistan di daerah perbatasan, menyediakan makanan, tempat tinggal, layanan kesehatan, dan kartu SIM bagi masyarakat. Kartu SIM adalah kartu pintar untuk ponsel yang menyimpan pengenal jasa penyedia telekomunikasi

Menteri Dalam Negeri Pakistan Sarfraz Bugti.

Menteri Dalam Negeri Pakistan Sarfraz Bugti.

Pada hari Kamis (2/11), Menteri Dalam Negeri Pakistan Sarfraz Bugti mengatakan ia meyakinkan diplomat tertinggi Taliban di negara itu, Ahmad Shakib, bahwa perempuan dan anak-anak Afghanistan akan dikecualikan dari tes biometrik seperti sidik jari untuk memfasilitasi kepulangan mereka.

Bugti mengatakan kepada Shakib bahwa warga Afghanistan akan diperlakukan dengan sangat hormat dan bermartabat, menurut pernyataan kementerian itu. Tidak ada tindakan yang diambil terhadap mereka yang telah terdaftar tinggal di Pakistan atau memiliki kartu warga negara Afghanistan, tambahnya.

Polisi Pakistan melakukan penggerebekan di seluruh negeri untuk memeriksa dokumen orang asing.

Pihak berwenang menghancurkan rumah-rumah yang terbuat dari batu bata lumpur di pinggiran ibu kota Islamabad awal pekan ini untuk memaksa warga Afghanistan meninggalkan daerah tersebut. Barang-barang rumah tangga terkubur di bawah reruntuhan setelah alat berat merobohkan tempat-tempat tinggal sementara tersebut.

Pakistan telah menampung jutaan warga Afghanistan selama beberapa dekade, termasuk mereka yang meninggalkan negaranya selama pendudukan Soviet pada tahun 1979-1989. [ab/uh]

[ad_2]

Berita Terkait

Lesti Kejora dan Rizky Billar Sambut Kelahiran Anak Kedua di Brawijaya Hospital Duren Tiga
Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja

Berita Terkait

Kamis, 6 Februari 2025 - 16:38 WIB

OMG Entertainment dan Yasmara Bawa Grease The Musical ke Jakarta: Produksi Teater Kelas Dunia

Jumat, 15 November 2024 - 19:09 WIB

Konser X.02 Hadirkan Irama Koplo dan Kebersamaan di Bekasi, Jangan Sampai Ketinggalan!

Rabu, 18 September 2024 - 15:43 WIB

Polisi Panggil Artis Nikita Mirzani Sebagai Pelapor dalam Kasus Dugaan Percabulan dan Aborsi Putrinya

Rabu, 11 September 2024 - 20:11 WIB

Pesta Semalam Minggu Vol.5: Tribute Didi Kempot Hadirkan Penampilan Mr. Jono & Joni, Sandy Ria Ervinna & Tiket Presale

Senin, 9 September 2024 - 00:19 WIB

Penampilan Spesial Yura Yunita dan Siti Nurhaliza Siap Hiasi Konser John Legend 6 Oktober Mendatang!

Sabtu, 7 September 2024 - 03:45 WIB

Konser John Legend di Sentul: Semua yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Harga Tiket, Penjualan, dan Kategori Kursi

Selasa, 27 Agustus 2024 - 12:55 WIB

BNSP dan LSP Musik Indonesia Sertifikasi 37 Musisi, Termasuk Komponis dan Penyanyi Terkenal, dalam Acara Sertifikasikan Profesimu 2024

Minggu, 25 Agustus 2024 - 20:34 WIB

Bandung Siap Bergoyang di Now Playing Festival 2024: Hindia, Nadin Amizah, dan NDX AKA Meriahkan Panggung

Berita Terbaru