[ad_1]
Ada 50 pasang sapi ikut serta dalam lombaan gerobak tahunan di Desa Romduol di Provinsi Kampong Speu pada hari Minggu (7/4). Tradisi berabad-abad ini menandai dimulainya Tahun Baru yang dirayakan penduduk setempat pada tanggal 13-16 April.
Acara ini biasanya juga menandai berakhirnya musim panen padi. Tak heran, banyak petani dan keluarga mereka, datang ke desa itu untuk menyaksikan acara tahunan ini tanpa memperdulikan debu dan panas matahari.
Pich Oudom adalah seorang peserta lomba ini. Ia dinilai berpengalaman karena sudah lebih dari 20 kali ikut lomba tersebut. Baginya, mengendalikan dan memacu kedua sapi yang menarik gerobaknya untuk menempuh lintasan sepanjang satu kilometer adalah tradisi turun temurun.
“Balap gerobak sapi sudah ada sejak lama dan terus berlanjut hingga saat ini, dari satu generasi ke generasi lainnya. Kakek saya ikut lomba, ayah saya ikut lomba, dan sekarang saya ikut lomba gerobak sapi,” jelasnya.
Setelah beberapa kali babak penyisihan dan suhu melonjak hingga 40 derajat Celcius, Oudom berhasil mencapai final. Namun baginya, menang atau kalah bukanlah hal penting. Ia hanya menginginkan tradisi pedesaan ini tetap dipertahankan. “Ya. Saya ingin melihat balap gerobak sapi dilestarikan untuk generasi berikutnya sehingga mereka dapat melihat dan memahaminya,” sebut Oudom.
Para petani di seluruh Kamboja dulunya sangat bergantung pada gerobak sapi untuk transportasi dan membajak, jelas Sun Meanchey, kepala Departemen Kebudayaan dan Seni Rupa setempat. “Kamboja adalah negara agraris dan sapi memainkan peran penting dalam membantu produksi pertanian. Gerobak sapi penting bagi kami karena secara tradisional mereka membawa produk pertanian dan mengangkut orang,” kata Meanchey.
Kini, gerobak seperti itu tidak lagi dimanfaatkan, digantikan oleh truk, traktor, dan becak bermotor, namun tetap menjadi bagian penting dari budaya pedesaan.
Alasan itu pula yang mendorong guru SMA Khem Rithy membawa 150 siswa untuk melihat acara tersebut. “Setelah menyaksikan langsung, mereka akan mencintai budaya ini. Mereka akan menjaga budaya tradisional ini untuk generasi berikutnya, untuk waktu yang lama,” jelasnya. [ab/uh]
[ad_2]