[ad_1]
Otoritas penjara Iran menolak membawa aktivis, Narges Mohammadi, ke rumah sakit untuk perawatan yang sangat dibutuhkan. Alasannya, peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2023 itu menolak memakai jilbab, kata keluarganya.
Aktivis kawakan hak asasi manusia Mohammadi, 51, yang ditahan di penjara Evin di Teheran, dianugerahi Hadiah Nobel pada Oktober “atas perjuangannya melawan penindasan terhadap perempuan di Iran.”
Ia terpilih setelah terjadi protes berbulan-bulan di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22, dalam tahanan polisi pada September 2022. Amini ditangkap karena diduga melanggar aturan tegas berjilbab bagi perempuan di republik Islam itu.
Mohammadi kemudian mengumumkan bahwa ia tidak akan memakai jilbab, yang diwajibkan bagi perempuan di ruang publik sejak revolusi Islam Iran tahun 1979.
Menanggapi hal itu, pihak berwenang penjara menolak memindahkan Mohammadi, yang menderita penyakit jantung dan paru-paru, ke rumah sakit di luar Evin, kata keluarganya dalam pernyataan. Mereka menyatakan bahwa kesehatan dan nyawanya kini dalam bahaya.
“Dua hari dua malam, sekelompok perempuan di Evin melakukan protes di halaman penjara, menuntut Mohammadi dibawa ke rumah sakit jantung,” tulis mereka di akun Instagram resminya pada Rabu (1/11) malam.
“Sipir penjara mengumumkan, berdasar perintah otoritas yang lebih tinggi, ia dilarang dibawa ke rumah sakit jantung tanpa jilbab,” kata keluarganya. [ka/pp]
[ad_2]