[ad_1]
Gas tawa atau dinitrogen oksida dijual secara umum di beberapa negara Eropa. Gas itu bisa membuat pengisapnya merasa lebih rileks dan tidak merasa cemas. Singkatnya, gas tawa adalah sejenis penenang ringan yang bisa membuat orang serasa mabuk (high).
Dalam waktu dekat, gas yang terkadang dijual dalam kemasan balon ini tidak akan lagi ditemukan secara bebas di Inggris. Gas tawa dilarang pihak berwenang karena diduga memicu perilaku antisosial dan kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Namun, yang jadi pertanyaan, mungkinkah larangan itu efektif. Dal Babu, mantan kepala inspektur polisi Metropolitan London, termasuk yang meragukannya.
“Terkadang sulit bagi polisi untuk membuktikan bahwa orang yang memiliki tabung gas tawa melakukannya untuk tujuan rekreasi atau untuk tujuan ilegal. Gas tersebut tidak bertahan lama di tubuh Anda. Ini tidak seperti kokain atau ganja yang keberadaannya dalam tubuh bisa diuji,” jelasnya.
Belanda sudah memberlakukan larangan penggunaan gas tawa untuk tujuan rekreasi sejak bulan Januari. Menteri Kesehatan Belanda, Marten van Ooijen, mengatakan, dampaknya sudah terlihat.
“Kami memulainya dengan menyampaikan beberapa informasi pencegahan dengan target, misalnya, sekolah-sekolah dan juga orang-orang muda yang diketahui sering menggunakan dinitrogen oksida. Kini, kami melihat jumlah penggunanya menurun di Belanda,” kata Marten van Ooijen.
Dinitrogen oksida sering digunakan oleh koki dan pembuat roti untuk membuat krim. Rumah sakit-rumah sakit, terutama klinik gigi, kadang memanfaatkannya sebagai pereda nyeri.
Sebagai obat pesta, gas tawa sebetulnya hanya memiliki efek yang singkat. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan, gas ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti kehilangan ingatan, lemahnya sistem kekebalan tubuh dan inkontinensia atau ketidakmampuan mengontrol kandung kemih. [ab/uh]
[ad_2]