Barat Tekan China Soal Hak Minoritas, UU Keamanan Hong Kong Ketika Badan PBB Evaluasi Catatan HAM-nya

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 23 Januari 2024 - 23:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Barat Tekan China Soal Hak Minoritas, UU Keamanan Hong Kong Ketika Badan PBB Evaluasi Catatan HAM-nya

[ad_1]

Negara-negara Barat menggunakan tinjauan rutin yang didukung PBB terhadap catatan HAM China, Selasa (23/1) untuk menekan Beijing agar berbuat lebih banyak guna memungkinkan kebebasan berekspresi, melindungi hak-hak etnis minoritas dan mencabut undang-undang keamanan di Hong Kong yang dicemooh para aktivis independen.

Duta Besar China di Jenewa, Chen Xu, memimpin delegasi dari sekitar 20 kementerian di China untuk “peninjauan berkala universal” di bawah Dewan HAM PBB. Dia menekankan kemajuan China dalam pemberantasan kemiskinan, serta mengatakan bahwa warga negara tersebut terlibat dalam “pemilihan umum yang demokratis” dan bahwa kebebasan beragama dilindungi.

“China menjunjung tinggi penghormatan dan perlindungan HAM sebagai tugas penting dalam pemerintahan negara,” kata Chen melalui seorang penerjemah. “Kami telah memulai jalur HAM yang sejalan dengan tren zaman dan sesuai dengan perkembangan zaman, kondisi nasional China, dan apa yang disebut sebagai pencapaian bersejarah dalam proses ini.”

“Kami menjunjung tinggi filosofi yang berpusat pada masyarakat dan berupaya memberikan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang,” katanya.

Leslie Norton, Duta Besar Kanada untuk PBB.

Leslie Norton, Duta Besar Kanada untuk PBB, meminta China mengakhiri “segala bentuk penghilangan paksa yang menarget pejuang HAM, etnis minoritas dan praktisi Falun Gong” dan mendesak pencabutan undang-undang keamanan Hong Kong.

Duta Besar Ceko Vaclav Balek mendesak China untuk mengakhiri kriminalisasi terhadap akvititas sipil yang damai dan bernuansa keagamaan yang dilakukan oleh kelompok etnis dan agama, termasuk Muslim, Uyghur dan Budha, Tibet dan Mongolia, dengan dalih melindungi keamanan negara; menghentikan penculikan lintas batas negara; dan mengintimidasi warga China yang tinggal di luar negeri.

Anita Pipan, duta besar Slovenia di Jenewa, merekomendasikan China untuk “menetapkan moratorium hukuman mati” sebagai upaya untuk menghapuskannya.

Duta Besar AS untuk Dewan Hak Asasi Manusia PBB Michele Taylor menyampaikan pidato pada sesi Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, 9 Oktober 2023. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Duta Besar AS untuk Dewan Hak Asasi Manusia PBB Michele Taylor menyampaikan pidato pada sesi Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, 9 Oktober 2023. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Michele Taylor, perwakilan permanen AS untuk Dewan HAM PBB, menyampaikan daftar kekhawatirannya, dan menegaskan, “Kami mengutuk genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung di Xinjiang dan penindasan transnasional untuk membungkam individu di luar negeri.”

Beberapa organisasi independen dan Amerika Serikat menuduh China melakukan genosida di Xinjiang, namun tidak ada badan PBB yang menegaskan hal tersebut. China mengecam laporan tahun 2022 yang dikeluarkan oleh kepala urusan HAM PBB saat itu yang mengutip kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di wilayah barat.

Kozo Honsei, perwakilan tetap Jepang di Jenewa, menyerukan perlindungan yang lebih baik terhadap hak-hak kelompok minoritas di Tibet dan Xinjiang.

Sidang ini menawarkan pandangan luas mengenai situasi HAM di China. Utusan Bolivia memuji upaya China dalam mengurangi deforestasi, perwakilan Burundi mendesak China untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan di wilayah tengah dan perumahan yang lebih baik di Hong Kong dan Makau, dan Iran memuji “rencana aksi nasional China untuk HAM.”

Ilia Barmin dari misi diplomatik Rusia menyarankan China “untuk secara konsisten meningkatkan pemahaman dan kapasitas warga negara dalam menggunakan bahasa Mandarin lisan dan tulisan standar di Xinjiang,” dan Frankye Bronwen Levy, penasihat urusan politik untuk Afrika Selatan, meminta China untuk memperkokoh undang-undang anti kekerasan dalam rumah tangga yang disahkan delapan tahun lalu.

Jumlah yang sangat besar, yaitu lebih dari 160 negara, sebagian mengkritik Beijing, sebagian merupakan sekutu, mendaftar untuk mengambil bagian dalam diskusi tersebut. Artinya, setiap negara mempunyai waktu maksimal 45 detik untuk berbicara, sehingga memaksa beberapa duta besar untuk melakukan hal yang terkadang terasa seperti latihan membaca cepat.

Delegasi China mempunyai waktu total 70 menit untuk menyampaikan pendapatnya. [ab/ns]

[ad_2]

Berita Terkait

Taufiq Hermawan alias Altaf Vicko Jadi Tersangka, Selebgram Shahnaz Anindya Alami KDRT Psikis dari Suaminya
Kasus Siskaeee Dkk, Polda Metro Limpahkan Berkas 12 Orang Tersangka Produksi Film Porno ke Kejati DKI
Paus akan ke Indonesia, Singapura, Timor-Leste, Papua Nugini pada 2-13 September
Lindungi Remaja dan Lawan “Sextortion,” Instagram Buat Fitur Baru yang Kaburkan Konten “Telanjang”
Wadah Makanan Ramah Lingkungan Bantu Tekan Polusi Plastik
Gereja Katolik Portugal Setujui Kompensasi Korban Pelecehan Seksual
Protes di Swedia pasca Penembakan oleh Geng Remaja
Hidangan Lebaran di Turki yang Ramah Diabetes

Berita Terkait

Selasa, 10 Desember 2024 - 10:44 WIB

BNN Lakukan 3 Kali Tes Narkoba Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari, Hasilnya Dipastikan Positif Narkoba

Minggu, 8 Desember 2024 - 15:22 WIB

Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya

Selasa, 26 November 2024 - 08:59 WIB

Begini Respons Ririe Farius yang Fokus ke Masa Depan Soal Mantan Suami Menikah dengan Nissa Sabyan

Rabu, 16 Oktober 2024 - 13:00 WIB

Series Terbaru Berjudul ‘Waktu yang Terhenti’, Aktor Bram Wicaksana Berbagi Cerita Soal Perannya

Selasa, 1 Oktober 2024 - 19:12 WIB

Soal Sikap Skeptis Masyarakat Terhadap DPR yang Berasal dari Kalangan Artis, Ini Tanggapan Uya Kuya

Selasa, 1 Oktober 2024 - 15:59 WIB

Usai Mangkir dengan Alasan Sakit, Vadel Badjideh Ditunggu Polisi pada Jumat Ini di Polda Metro Jaksel

Selasa, 1 Oktober 2024 - 10:13 WIB

Usai Difitnah Selingkuh, Penyanyi Cantik Mahalini Raharja Akhirnya Buka Suara Tentang Perasaannya

Minggu, 29 September 2024 - 08:58 WIB

Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Polisi Tangkap Tangkap Artis dan Pemain Film Andrew Andika

Berita Terbaru