[ad_1]
Tempat-tempat penampungan hewan di Amerika berada dalam krisis. Banyak di antara mereka yang sudah mencapai kapasitas daya tampung, kekurangan staf, dan menghadapi tingkat adopsi yang lamban. Singkatnya, hewan-hewan tersebut berada di tempat-tempat penampungan untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya.
Humane Rescue Alliance, salah satu organisasi yang memiliki kepedulian besar terhadap hewan di Washington, mencatat adanya penurunan dramatis dalam jumlah adopsi selama tiga tahun terakhir.
Lisa LaFontaine, CEO-nya, mengatakan, tempat-tempat penampungan mereka rata-rata mengalami peningkatan jumlah hewan sebesar empat persen sementara tingkat adopsi menurun 10 persen. Organisasinya harus kreatif untuk memastikan anjing, kucing atau kelinci tidak kembali ke tempat-tempat penampungan mereka.
“Jika hewan Anda memiliki kondisi medis ringan dan Anda tidak dapat membuat janji dengan dokter hewan atau tidak mampu membayarnya, Anda dapat membawa hewan tersebut kepada kami. Kami memiliki rumah sakit yang luar biasa di sini. Dan dokter kami akan merawat hewan peliharaan Anda dan Anda dapat menjemputnya kembali,” jelasnya.
Pada masa pandemi, tingkat adopsi hewan peliharaan melonjak. Humane Rescue Alliance mencatat, 23 juta rumah tangga di AS mengadopsi hewan peliharaan selama pandemi.
Namun situasinya kini berbeda,. Dengan berakhirnya pandemi, banyak orang kembali bekerja di kantor, dan tidak memiliki banyak waktu untuk hewan peliharaan mereka. Dengan inflasi yang terus menekan dompet mereka, banyak pemilik hewan terpaksa memosisikan perawatan hewan mereka bukan sebagai prioritas.
Menurut survei Forbes baru-baru ini, 44 persen pemilik hewan peliharaan dalam satu tahun terakhir terpaksa menggunakan kartu kredit mereka atau berutang untuk membayar mahal perawatan hewan mereka.
Matt Schulz, Kepala Analis Kredit Lending Tree, mengungkapkan, “Tidak diragukan lagi bahwa kepemilikan hewan peliharaan menjadi semakin mahal, dan beberapa orang yang berada pada spektrum pendapatan kelas bawah akan tertekan.”
Organisasi penyelamat hewan yang berbasis di Virginia, Lucky Dog, menghadapi persoalan sama. Direkturnya, Mirah Horowitz, merasa prihatin atas situasi ini.
“Mungkin para pemilik hewan itu kehilangan pekerjaan atau mengalami sesuatu dan mereka meminta kita untuk mengambil kembali hewan tersebut. Kami selalu berusaha membantu orang-orang menemukan solusi sebelum kami benar-benar menampung kembali hewan tersebut. Namun, terkadang, sayangnya, tidak ada hal lain yang dapat mereka lakukan,” jelasnya.
Horowitz sebisa mungkin tidak mengirim hewan-hewan peliharaan ke kill shelter, atau tempat di mana hewan diakhiri hidupnya karena berbagai alasan.
Pada tahun 2021, untuk pertama kalinya dalam lima tahun, jumlah anjing dan kucing yang di-eutanasia di AS justru meningkat. Dan tren itu berlanjut tahun lalu. [ab/uh]
[ad_2]